Tahun politik dan politik sedang memanas adalah dua istilah yang umum untuk menggambarkan waktu menjelang pemilu atau masa dimana negara menyenggarakan pemilihan pemimpin baru.

Baik memilih presiden, wakil rakyat maupun kepala daerah. Setiap blok yang menamakan diri sebagai partai politik berupaya membangun komunikasi politik untuk mendapatkan tempat di hati rakyat, bahkan dengan cara cara yang dianggap tidak sportif atau black campaign oleh pihak pihak tertentu.

Di sisi lain, banyak pendapat bahwa saat ini rakyat sudah lebih cerdas dalam memilah dan memilih dari berbagai isu ataupun propaganda politik yang muncul. Sabagian rakyat bahkan acuh tak acuh dengan kondisi atau isu isu politik bahkan ketika mereka tiba pada hari H untuk memilih/nyoblos. Hal ini bisa diiliustrasikan dari prosentase golput yang relatif besar dalam beberapa kontes pemilu.
Terlepas dari itu semua, sebagian besar bahkan hampir semua sepakat bahwa Indonesia butuh sosok negarawan. Negarawan adalah sosok yang berada satu lapisan diatas tokoh atau para politisi. Negarawan adalah mereka yang memiliki prinsip-prinsip yang sangat mendasar,para politisi tahu bagaimana cara mempercantik dan memanipulasi kekuasaan demi keuntungan pribadi dan golongan, tetapi negarawan tunduk pada tujuan yang lebih mulia. Djodi (2009) meringkas sifat-sifat yang menunjukkan negarawan, sebagai berikut:
  1. Ia, tidak peduli apakah pria atau wanita tidak mencari jabatan publik demi keuntungan pribadi dan itu adalah pekerjaan satu satunya yang bisa ia lakukan. Bapak Soekarno (RI 1),George Washington (USA) dan Cincinatus (Romawi Kuno) adalah contoh para negarawan yang menumpahkan sebagian besar waktunya untuk mencapai keberhasilan-keberhasila yang bermanfaat bagi kesejahteraan umum. 
  2. Ia mempertahankan suatu visi yang sangat mendasar, bukan apa yang menurut perkiraan mereka akan dimaui oleh warga negara saat ini. 
  3. Ia memiliki pengetahuan mendalam tentang manusia dan sifat sifat dasarnya, hikmat dan pelajaran yang dipetiknya dari sejarah bangsa dan dunia, peran penting pemikiran dan ide ide serta perekonomian pasar. 
  4. Ia seorang pencari kebenaran;ia lebih mungkin melakukan apa yang benar daripada sekedar apa yang secara politis akan populer. Rakyat tahu dimana posisinya, dimana negarawan ini berpihak, karena yang diucapkan selalu ditepatinya. 
  5. Ia menghormati perbincangan publik karena ia tahu apa yang tengah diwacanakan. Ia tidak terlibat pada “pertempuran” antar kelas atau taktik pemecah belah atau partisan yang membuat rakyat bercerai berai. 
  6. Ia tidak membeli suara; ia tahu bahwa hal ini akan membuat dan membawa bangsa pada jurang kenistaan..
  7. Ia menimbang keberhasilannya saat menjabat bukan hanya dari ukuran berapa undang-undang yang pernah dia loloskan, tetapi juga dari rancangan undang-undang yang dia tolak. Semua kembali bermuara pada apakah peraturan itu demi kepentingan rakyat atau tidak. 
Presiden Ronald Reagan pernah mengatakan “Kita adalah bangsa yang memiliki suatu pemerintahan, bukan sebaliknya.” Kalau semua umat manusia tetap menginginkan seperti itu, kita harus melakukan yang terbaik dari waktu dan sumber daya kita untuk mendorong kenegarawan itui karena pada akhirnya kita akan memperoleh pemerintahan yang layak,SEMOGA. 
Source:diubah dari S. Djodi, 2009